Alkisah, Butet si Gadis Cantik dari Batak akan menghadapi ujian
semester. Agar bisa konsentrasi, dia memutuskan menyepi ke villanya di
Puncak. Setelah keluar dari jalan tol Jagorawi, Butet merasa lapar
sehingga memutuskan untuk mampir di Pasaribu Cipanas.
Beberapa pemuda tanggung langsung hutasoit-soit melihat butet yang
seksi itu. Tapi butet tidak peduli, dia jala sitorus memasuki rumah
tanpa menanggapi. Sepiring Naibaho yang hangat dengan ikan gurame yang
dibakar dengan batubara membuatnya semakin berselera. Apalagi diberi
sambal terasi dan semangkok nababan yang hijau segar. Setelah mengisi
perut , Butet melanjutkan perjalanan. Ternyata jalan kesana
ber-bukit-bukit. Kadang nainggolan, kadang manurung. Di tepi jalan
dilihatnya banyak pohan. Kebanyakan pohan �tanjung�. Beberapa
diantaranya ada yang simatupang diterjang badai semalam.
Begitu sampai di villa, Butet membuka pintu mobil, wow, siregar sekali
hawanya, berbeda dengan jakarta yang panggabean penuh asap. Hembusan
perangin-angin pun sepoi-sepoi menyejukkan. Sejauh simarmata memandang
warna hijau semuanya. Tidak ada tanah yang girsang.
Mulanya butet ingin berenang. Tetapi yang ditemukan hanyalah bekas
kolam renang yang akan di -hutahuruk dengan tambunan tanah. Akhirnya
dia memutuskan untuk berjalan-jalan di kebun teh saja. Sedang
asik-asiknya menikmati keindahan alam, tiba-tiba dia dikejutkan oleh
seekor ular yang sangat besar �Sinaga... !� teriaknya sambil lari
sitanggang langgang.